“Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati, sudah sepatutnya Indonesia mampu mencapai kemandirian pangan dan energy”. Demikian pernyataan Prof. Dr. Johan Sanders dari Wageningen University dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Sabtu 30 September 2017 di Ruang Sidang Lantai 3 Gedung Dekanat FT Undip. Acara yang dibuka oleh Dekan FT Ir. M. Agung Wibowo, MM, MSc, PhD dihadiri oleh lebih dari 150 mahasiswa program sarjana regular di lingkungan Fakultas Teknik, International Undergraduate Program (IUP) Chemical Engineering, Magister Teknik Kimia, dan mahasiswa fakultas lain seperti Fakultas Pertanian dan Peternakan, serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Kuliah tamu yang menyajikan tema Biorefinery a Bridge between Bulk-Chemical and Angriculture, berlangsung dalam nuansa akademik yang sangat kental dan sangat interaktif. Keingintahuan dan kepedulian mahasiswa akan ketersediaan pangan dan energy bagi penduduk Indonesia di masa mendatang tercermin pada banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan kepada Prof. Sanders.
Acara yang dipandu oleh Prof. Dr. Andri Cahyo Kumoro ini semakin hidup ketika pertanyaan-pertanyaan mulai mengarah pada penerapan teknologi “Biorefining” yang sukses diterapkan di Belanda untuk diterapkan di Indonesia. Prof. Sanders mengusulkan beberapa konsep, seperti meningkatkan produktivitas pertanian dengan tetap menjaga kesuburan tanah, memanfaatkan biomasa dengan tepat, memanfaatkan setiap komponen dalam biomassa dengan nilai tambah yang tertinggi serta menggunakan modal sesedikit mungkin dalam proses Biorefining yang menyeluruh. Biorefining untuk mengkonversi biomasa menjadi bahan kimia bernilai tinggi jauh lebih murah dibandingkn dengan mengkonversi minyak bumi, gas alam dan batubara menjadi produk yang sama. Dengan Biorefining, maka siklus karbon dioksida yang terjadi juga jauh lebih singkat, tidak sampai jutaan tahun seperti pada siklus pembentukan bahan bakar fossil. Teknologi fermentasi, terutama fermentasi secara anaerobik merupakan teknologi yang paling murah dalam proses Biorefining. Produksi gula dan protein dari biomasa (hasil utama dan limbah pertanian) menjadi senyawa-senyawa turunannya (pangan dan bahan bakar) secara fermentasi merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah yang sangat menjanjikan.
Pada diskusi bagian kedua, Prof. Dr. M. Djaeni dari Fakultas Teknik Undip menyampaikan pengalaman dan gagasannya dalam pengeringan bahan dan produk pertanian dengan memanfaatkan zeolite untuk menurunkan kelembaban udara sebagai media pengering sehingga proses dapat dijalankan pada temperature rendah. Berbagai desain mesin pengering dan contoh penerapannya pada skala rumah tangga maupun industri kecil dan menengah juga dikemukakan dengan sangat menarik. Pengeringan rumput laut, pengeringan gabah, bawang merah, serta ekstrak kelopak bunga Rosela dan kayu Secang memberi gambaran yang nyata mengenai peran teknologi pengeringan dalam mendukung kemandirian pangan nasional. Selain melakukan desain dan uji mesin pengering, Prof. Djaeni dan kelompok penelitiannya juga bekerjasama dengan PT Mutiara Global Bogor untuk fabrikasi mesin pengering sekala industri.
Para peserta kuliah tamu, terutama dari IUP Chemical Engineering (Gelbert Jethro Sanyoto, Ari Purnomo, dan Cynthia) menyatakan sangat puas dengan penyelenggaraan acara ini dan berharap agar acara-acara serupa lebih sering diselenggarakan dengan mengundang pembicara dari berbagai negara di dunia. Secara khusus, mereka juga berdiskusi dengan Prof. Sanders setelah acara kuliah tamu selesai.
Sedangkan Prof M. Djaeni, menyatakan kegiatan Studium General (Kuliah Umum) ini memang dimaksudkan untuk meningkatkan atmosfer akademik dan internasional di lingkungan FT dan Undip, dengan mengundang professor dari universitas bereputasi dunia. Selain memperkuat bidang Iptek yang didiskusikan, diharapkan para mahasiswa mendapatkan akses pada universitas-universitas ternama di dunia. Program ini terselenggara berkat kerjasama IPB, UNDIP, LIPI dan ITB.