Jumat, 29 Agustus 2025, Prodi S3 Ilmu Arsitektur dan Perkotaan Undip menggelar diskusi panel internasional dengan tema “Disaster and Resilience in Urban Settlement“. Acara ini digelar secara hybrid di R. Teater, Gedung Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. Lantai 4.
Diskusi panel ini merupakan bagian dari program Visiting Professor yang disokong melalui pendanaan World Class University, yaitu sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan reputasi Undip di kancah global.
Ketua Prodi S3 Ilmu Arsitektur dan Perkotaan Undip, Prof. Dr. Ir. Atik Suprapti, M.T. mengungkapkan, diskusi panel ini digelar sebagai upaya untuk mengembangkan keilmuan terkait kebencanaan dan daya tangguh masyarakat.
“Kita memiliki program yang bagus, tentunya kita ingin mengembangkan keilmuan yang terkait dengan kebencanaan dan resiliensi,” ujarnya.
Menurut beliau, isu resiliensi warga terhadap bencana perlu untuk dibahas sebagai bentuk penanganan yang tepat dalam menghadapi risiko bencana yang ada, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Hampir setiap hari kita mendengar berita terkait bencana, seperti banjir, angin topan, dan gempa bumi yang membuat kita cukup menderita. Hal itu terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia, dan tentunya banyak sekali korbannya,” tegasnya.
Diskusi panel ini menghadirkan tiga pembahas, yaitu Prof. Tomohiko Yoshida, Ph.D. dari Ritsumeikan University, Prof. Timothy McCarthy, Ph.D. dari University of Wollongong, dan Edward E. Pandelaki, S.T., M.T., Ph.D. dari Undip. Selain itu, posisi moderator diisi oleh Ir. Indriastjario, M.Eng. dari Undip.
Dalam diskusi panel ini, ada tiga pembicara yang hadir untuk mempresentasikan penelitiannya. Pembicara pertama, Satriya Wahyu Firmandhani, S.T., M.T. dari University of Wollongong, membahas mengenai upaya masyarakat dalam bertahan dan beradaptasi di lingkungan rentan bencana.
Pembicara kedua, Suci Senjana, S.T., M.T. dari Undip, menyajikan hasil disertasi beliau tentang ketangguhan masyarakat perkotaan di Banda Aceh untuk bertahan hidup setelah mengalami Tsunami pada 2004 silam.
Sedangkan pembicara ketiga, Dr. Ir. Agung Dwiyanto, MSA., IAI., GP. dari Undip, memaparkan tentang gagasan pengembangan kawasan pantai di Kota Semarang sebagai kawasan yang adaptif terhadap bencana banjir dan rob.
Prof. Atik berharap, diskusi panel ini bisa memberikan sumbangsih berharga bagi pengembangan keilmuan di bidang arsitektur dan ilmu perkotaan.
“Opini Anda sangat berharga, dan dari sekian banyak opini dari Anda, semuanya untuk didiskusikan dan mengembangkan isu ini untuk mendukung pengetahuan kita dan untuk mengembangkan keilmuan ini.”